Jumat, 25 Maret 2016

pentingnya tata krama dalam diri seseorang

Pentingnya Tata Krama dalam Bergaul

A.    Pengertian Tata Krama dalam Bergaul
Tata krama terdiri dari kata “tata” dan “krama”. Tata berarti aturan, adat, norma, peraturan. Krama berarti sopan santun, prilaku santun, tingkah laku yang santun, bahasa yang santun, kelakuan yang santun, tindakan yang santun.
Jadi  Tata Krama dalam pergaulan merupakan aturan kehidupan yang mengalir hubungan antar manusia. Tata krama pergaulan berkaitan erat dengan etiket atau etika. Kata etiket berasal dari Perancis yaitu Etiquette yang berarti tata cara bergaul yang baik, dan etika berasal dari bahasa Latin Ehtic merupakan pedoman cara hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila, dan, agama. Tata krama merupakan kesadaran yang sensitif atau perasaan orang lain. Jika kita memiliki kesadaran tersebut, berarti kita memiliki tata krama yang baik
Bergaul yang baik adalah pergaulan dari hati dengan penuh keihlasan. Pergaulan dengan penuh rekayasa dan tipu daya demi kepentingan yang bernilai rendah tidak akan pernah ‘langgeng’ dan cenderung akan menimbulkan masalah. Bergaul dengan hati akan membuat kita tentram dan nyaman. Kita tidak akan dihantui dengan perasaan tidak enak dan tidak ada rasa takut kehilangan.
Apalagi kita bergaul dengan orang yang sering menyakiti hati, baik secara lisan maupun sikap/perbuatan. Niscaya kita tidak akan pernah tenang dan senang berdekatan dengan orang tersebut. Bahkan nantinya kita cenderung menghindari mereka. Hal ini juga berlaku bagi kita, jika kita dianggap merugikan sehingga sejak awal pun orang akan menghindari diri kita.
B.       Pentingnya Tata krama dalam bergaul
a.    Membuat individu  mengambil keputusan dalam suatu masalah dengan bijak
b.    Memberi pengenalan bagaimana menjalani hidup melalui rangkaian tindakan sehari- hari
c.    Membuat seseorang disegani, dihormati dan disenangi orang lain
d.   Mendapat kemudahan dalam hubungan baik dengan orang (better human relation)
e.    Memberi keyakinan pada diri sendiri dalam setiap situasi
f.     Dapat memelihara suasana yang baik di lingkungan keluarga, tempat kerja, dan antara teman
g.     Menciptakan suatu kedamaian dalam kehidupan sosial
h.    Menumbuhkan kesadaran seseorang akan pentingnya bertata krama
i.      Menambah ilmu pengetahuan baik secara lisan maupun tertulis
j.      Menghindari terjadinya pertentangan
C.      Akibat Tidak Bertata Krama
a.    Tidak memiliki rasa percaya diri ketika mengadapi masyarakat dari tingkat manapun
b.    Tingkah laku dan ucapannya tidak mempertimbangkan serta mencerminkan perhatian kepada orang lain
c.    Tidak bersikap sopan, ramah dan selalu menunjukan sikap yang tidak mempertimbangkan serta mencerminkan perhatian kepada orang lain
d.   Tidak bisa menguasai diri sendiri dan selalu berusaha menyinggung, mengganggu, menyakiti perasaan dan pikiran orang lain
e.    Selalu berusaha mengecewakan, membuat gusar dan membuat orang marah
D.      Contoh Etika Bergaul dengan Teman Sebaya
Dalam bergaul kita patut mematuhi tata krama dalam bergaul agar kita senantiasa membina hubungan baik dengan teman sebaya. Contoh tata krama dengan teman sebaya yaitu Krama Dalargaul
a.    Menghindari Penghinaan
Janganlah pernah melakukan hal-hal yang bersifat merendahkan, ejekan, dan penghinaan dalam bentuk apapun terhadap orang lain, baik tentang kepribadiannya, postur tubuhnya, kemampuannya dan keadaan sosialnya. Hal ini akan menimbulkan perasaan sakit hati dan dendam terhadap seseorang.
b.   Menghindari Ikut Campur Urusan Pribadi
Hindari ikut campur urusan pribadi orang lain yang tidak ada manfaatnya bagi kita. Karena bila kita melakukannya, yang muncul hanyalah ketidaksukaan di salah satu pihak.
c.     Menghindari Memotong Pembicaraan
Janganlah suka memotong pembicaraan orang lain, jika hal ini dilakukan dalam bergaul akan berkembang menjadi ketidaksukaan bahkan kebencian dapat bersarang ditubuh seseorang. Karena betapa tidak enaknya bila kita sedang bicara kemudian tiba-tiba dipotong dan disangkal oleh orang lain.
d. Menghindari Membanding-bandingkan
Sedikitpun jangan sekali-kali secara sengaja membanding-bandingkan orang lain, baik itu berupa jasa, kebaikan penampilan, perbuatan, harta dan sebagainya. Jika orang tersebut mendengarkan menyebabkan dia merasa dirinya tidak berharga, merasa rendah diri atau sampai terhina.
e. Menhindari membela musuhnya dan mencaci kawannya
Setiap orang mempunyai kawan yang disukai maupun yang dibenci. Bila membela musuhnya, maka kita akan bergabung dengan musuhnya. Sedangkan apabila kita membenci kawannya maka kita akan dianggap sedang mencaci dirinya. Karena orang itupun akan merasa terhina bila temannya dihina. Sebaiknya bersikaplah netral untuk kebaikan semua pihak. Sementara itu, dalam bergaul seharusnya kita prioritaskan adalah memperbanyak kawan bukan lawanTata Krama Dalam Bergaul
f. Menghindari Merusak Kebahagiaan
Bila seseorang tengah suka cita, gembira dan bahagia jangan sekali-kali kita melakukan tindakan yang merusak kebahagiaan atau kegembiraannya saat itu juga.
g. Menghindari Mengungkit masa Lalunya
Janganlah pernah mengungkit kesalahan, aib atau kekurangan yang sedang berusaha ditutup-tutupi. Siapa tahu kelemahan di masa lalu sudah terhapus dengan ia bertaubat. Belajarlah untuk selalu bersama-sama memulai lembaran baru yang lebih putih, bersih dan bersemangat untuk mengisi lembaran tersebut dengan kebaikan demi kebaikan.
h. Berhati-hati dengan perasaan marah
Kemarahan yang tak terkendali dapat menghasilkan kata dan perilaku yang keji, yang akan melukai perasaan orang lain. Hal ini tentunya dapat merusak atau menghancurkan hubungan baik di lingkungan manapun.
i. Menghindari Menertawakan Orang lain.
Sebagian besar sikap menertawakan muncul karena menyaksikan kekurangan orang lain. Sikap, penampilan dan wajah terkadang membuat sebagian orang tertawa karena terlihat lucu dimata mereka. Ingatlah tertawa yang tidak pada tempatnya akan mengundang rasa sakit hati dan merasa terhina.

Tata Krama Dalam Ajaran Islam

A. Tata Krama dalam Kehidupan
Tata Krama artinya, eturan tingkah laku berdasarkan nilai-nilai kesopanan yang islami. Tata Krama tidak hanya kepada Orang lain, tetapi pada diri sendiri.
Islam tidak memandang harta, jabatan, golongan, suku, dan kedudukan lainnya Islam hanya memandang siapa yang bertakwa dialah yang paling tinggi derajatnya. Orang yang bertakwa adalah orang yang memiliki Tata Krama dalam menjalani kehidupannya. Tata Krama adalah akhlak mulia dan sebaik-baik akhlak adalah mencontoh Nabi Muhamad saw.
Firman Allah swt. :
            “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasullah itu suri teladan yang baik bagimu”
                                                                                                    (QS Al Ahzab [33]:21)
Sabda Rasullullah saw :
            “Sesungguhnya aku di utus untuk menyempurnakan akhlak” (HR.MUSLIM)
B. Tata Krama Berpakaian dan Berhias
            Pakaian merupakan cermin pribadi seseorang, dari cara berpakaian akan diketahui sisi pribadi seseorang, apakah rapi, bersih, atau sebaliknya.
            Dalam islam pakaian tidak harus bagus dan mahal. Islam henya menganjurkan dalam berpakaian itu harus bersih, suci, rapi, dan sopan karena fungsi pakaian adalah menutupi aurat.
Firman Allah :
            “Hai anak-anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat” (Q.S AlA`raf[7]:26)
            Ayat di atas memberitahu kepada kita bahwa pakaian itu terdiri 2 macam, yaitu pakaian jasmani dan pakaian rohani. Pakaian jasmani adalah pakaian yang berfungsi menutup aurat, sebagai pelindung dari sengatan panas dan sebagai pelindung dari udara dingin. Sementara pakaian rohani adalah ketakwaan kepada Allah swt. Pakaian rohani memiliki fungsi untuk melindungi diri dari perbuatan maksiat dan nafsu syahwat.
            Pakaian yang sopan adalah pakaian yang tidak menunjukan lekuk aurat sehingga orang tidak memandangnya dengan syahwat. Aurat adalah bagian tubuh manusia yang tidak boleh dilihat atau dipertontonkan. Aurat lelaki yang sudah dewasa adalah antara pusar sampai lutut, sedangkan aurat wanita adalah seluruh tubuhnya, kecuali muka dan telapak tangan.
            Jadi yang terpenting dalam berpakaian adalah aurat tertutup, rapi, baik, sopan, dan harus modis. Islam sangat menganjurkan umatnya berpenampilan modis. Orang yang berpenampilan modis adalah orang yang mengikuti aturan Islam.
Firman Allah swt :
            “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (nenasuki) masjid”
                                                                                                         (Q.S Al A`raf [7]: 31)
            Pakaian yang mahal, tetapi tidak berfungsi menutup aurat bukanlah pakaian yang baik. Islam justru melarang pakaian seperti ini karena kakan mengundang syahwat bagi yang melihatnya dan akan menimbulkan dosa.
            Penampilan yang menarik adalah penampilan yang enak dipandang, sopan, bersih, dan rapi, yakni dengan menggunting kuku, berambut rapi (tidak gondrong), baju dan celana harus bersih dan suci, tehindar dariu najis, harum, dan rapi.
            Dalam memakai pakaian, islamn mengajarkan agar memulainya dari sebelah kanan, sedangkan ketika melepas harus memulainya dari sebelah kiri. Inilah tat krama yang di contohkan rasulullah saw. Di sampinh itu, beliau selalu berdoa ketika memakai pakaian denag mengucap basmalah. dan Rasulullah mengajarkan kita untuk selalu berdoa ketika bercermin.
            Indahnya pakaian tidak hanya dari sisi luar saja. Tetapi dari sisi akhlak pun harus terpenuhi, yaitu dengan tingkah laku yang baik. Dengan demikian, penampilan luar dan dalam akan tertata dengan baik dan seimbang sesuai dengan perilaku Rasulullah saw.
C. Tata Krama dalam Perjalanan
           
Perjalanan itu adalah suatu aktivitas manusia yang tidak dapat dihindari karena bumi Allah sangat Luas. Akan tetapi, tidak semua perjalanan tersebut memiliki nilai ibadah. Perjalanan yang tidak memiliki nilai ibadah adalah perjalan yang tidak di ridhai Allah. Perjalanan tersebut adalah perjalanan yang bertujuan melaksanakan maksiat, sedangkan perjalanan perjalanan yang memiliki nilai ibadah adalah perjalanan atas rida Allah swt.
Tata Krama dalam perjalanan yang baik menurut islam, yaitu dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.                  Menentukan tujuan yang baik
2.                  Diawali dengan doa
3.                  tidak meninggalkan kewajiban syariat
4.                  bersikap sopan santun
5.                  patuh peraturan
 
                              
D. Tata Krama bertamu dan menerima tamu
         1.Tata Krama Bertamu
 
         Bertamu adalah berkunjung kepada tempat sanak saudara, handai taulan, atau orang lain dengan maksud diundang, silaturahmi, atau maksud lain.
Tata Krama bertamu menurut Islam harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :
a.       Ketika ingin memasuki rumah seseorang, kita harus meminta izin kepada yang memiliki rumah, caranya dengan mengetuk pintu dan mengucap salam.
b.      Ketika bertamu, kita harus menunjukan tingkah laku yang sopan, tidak boleh asal masuk dan seenaknya sendiri
c.       Apabila kita sudah dipersilahkan masuk, kita boleh duduk sesudah dipersilahkan duduk dan sudah di tentukan tempatnya oleh tuan rumah.
d.      Ketika bertamu, kita diharuskan menginap jangan lebih dari 3 hari karena dengan kedatangan kita dapat menyusahkan tuan rumah.
        
         2. Tata Krama Menerima Tamu
         Rasulullah saw, telah mencontohkan untuk menghormati dan memuliakan siapa pun tamu yang berkunjung ke rumah kita, harus muliakan. Kita harus menghormati tamu dengan tidak membeda-bedakan golongan, pangkat, dan kekayaan tamu yang dating ke rumah kita.
Sabda Rasulullah saw :
         “barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka muliakanlah tamunya” (H.R Syaikhan)
Adapun tata krama dalam menerima tamu menurut islam adalah sebagai berikut :
a.       ketika kita menerima tamu, kita harus menyambutnya dengan sambutan yang ramah, sopan dan riang.
b.      Berikan jamuan yang paling utama
c.       Ketika tamu hendak pulang, sebainya di anatar sampai ke pintu. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah saw :
         “ sesungguhnya temasuk dari sunah nabi jika kamu mengantarkan pulang tamu sampai ke pintu rumah” (H.R Baihaqi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar