Kamis, 31 Maret 2016

akhlak tehadap lingkungan

                    Akhlak terhadap lingkungan

adanya krisis lingkungan.  Dan ini tentu kaitannya dengan kewajiban manusia yang sudah lupa dengan tugasnya sebagai khalifah.
Berkenaan dengan betapa pentingnya sumber daya alam bagi kehidupan, sesungguhnya manusia dituntut untuk tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri atau kelompoknya saja, tetapi juga kemaslahatan semua pihak. Karena manusia diperintahkan bukan untuk mencari kemenangan, tetapi keselarasan dengan alam.
Sikap kesyukuran yang sudah mulai berkurang dari manusia, sebab kalam Allah dalam firmannya dalam Q.S. Thaha[20]: 53-54
“yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal”.
Oleh karena itu, sepantasnya manusia menjaga, melestarikan, dan memanfatkan sesuai dengan kebutuhannya sebagai ungkapan syukur atas pemberian-Nya.
Akhlak terhadap lingkungan dapat diwujudkan dalam bentuk perbuatan manusia yaitu dengan menjaga keserasian dan kelestarian serta tidak merusak limgkungan hidup. usaha-usaha yang dilakukan juga harus memperhatikan masalah-masalah kelestarian lingkungan. Apa yang kita saksikan saat ini adalah bukti ketiadaan akhlak terhadap lingkungan. Sehingga akhirnya, akibatnya menimpa manusia sendiri. Banjir, tanah longsor, kebakaran, dan isu yang sering dibicarakan yaitu “global warming” sedang mengancam manusia.
Oleh sebab itu, menurut Al-Qurtubi, makhluk-makhluk itu tidak boleh diperlakukan secara aniaya. Allah SWT menciptakan alam ini dengan tujuan yang benar, sesuai dengan firman-Nya, “Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan.” (QS. Al-Ahqaf: 3).
Dalam Q.S. al-Baqarah[2]: 205, Allah swt. Berfirman yang terjemahnya:
dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk Mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan”.
Disadur oleh: Santini
Kelas:9B
SMP NEGRI 1 CILEDUG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar